Hey guys.. apa kabar semua ? kita bertemu lagi nih di
blog ini untuk membahas mengenai Bakteri. Kali ini kita akan membahas mengenai
Bakteri nonfotosintetik, salah satunya yaitu Enterobacter aerogenes. Pasti temen-temen
yang sudah pernah belajar tentang bakteri gak akan asing sama nama bakteri ini.
Ada yang tau dari bakteri famili apakah species ini ? Yaph,.dari famili
Enterobacteriaceae. Ternyata Enterobacter aerogenes ini masih satu famili loh dengan
Escherichia coli, Salmonella, dan Klabsiealla.
Bakteri Enterobacter aerogenes merupakan bakteri
gram negatif yang berbentuk batang dengan panjang 1,2 - 3,0 µm dan lebar 0,6 –
1,0 µm. Sesuai dengan namanya, Enterobacter aerogenes bersifat aerob fakultatif
dan kemoorganotrof. Karena bersifat aerob fakultatif maka bakter ini dapat hidup
pada pH 3,3 secara aerob dan pH 4 secara anaerob. Bakteri ini juga dapat tumbuh
pada suhu 30°-37°C dan menghasilkan koloni dengan tekstur smooth pada media
padat (Irham, 2010).
Air, tanah, sampah, dan produk makanan merupakan
habitat Enterobacter aerogenes yang dapat kita jumpai. Enterobacter Aerogenes merupakan
bakteri nosokomial dan patogen yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Usus
manusia juga merupakan flora normal bagi bakteri ini karena kemampuannya dalam
menginfeksi, sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis. Namun
penginfeksiannya tidak pada manusia yang sehat, melainkan pada pasien yang berada
di rumah sakit. Menurut Sanders and Sanders (1997), umumnya infeksi timbul dari
tubuh pasien itu sendiri. Namun infeksi silang dapat terjadi melalui tangan
petugas kesehatan, ketika menyisipkan perangkat medis dan prosedur bedah. Hal
tersebut membuat bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotik seperti β
-lactam antibiotics, aminoglycosides dan quinolones. Mekanisme resisten yang
digunakan oleh Enterobacter aerogenes yaitu dengan menonaktifkan enzim,
perubahan target obat dan perubahan kemampuan obat untuk masuk dan atau
menumpuk di sel-sel (Sanders and Sanders, 1997).
Teman-teman pasti bertanya, ko bisa sih Enterobacter
aerogenes ini resisten terhadap antibiotik ?? sudah di jelaskan sebelumnya
bahwa Enterobacter aerogenes ini merupakan bakteri gram negatif yang berarti
memiliki komposisi dinding sel berupa kandungan lipid yang tinggi sehingga
lebih tahan terhadap antibiotik. Selain itu, karna bakteri ini sering bertemu
dengan beberapa jenis antibiotik membuat bakteri ini menjadi terbiasa dengan
adanya antibiotik. Peningkatan resistensi bakteri dapat terjadi juga loh, hal
ini disebabkan karena penggunaan antibiotik yang tidak kuat serta kolonisasi
bakteri yang menyebabkan terjadi resistensi endogen dari bakteri. Oleh karena
itu, beberapa peneliti mencari cara untuk mengendalikan infeksi terhadap
bakteri Enterobacter aerogenes di rumah sakit. Pengendalian infeksi di rumah
sakit dapat di lakukan dengan berbagai strategi. Skrining dan surveilens infeksi
di rumah sakit akan memberi gambaran mengenai keadaan infeksi nosokomial serta
dapat menjadi dasar penyusunan panduan penggunaan antibiotik bagi rumah sakit. Adanya
panduan penggunaan antibiotik akan membantu dalam pembatasan penggunaan
antibiotik. Pembatasan penggunaan antibiotik merupakan salah satu strategi yang
efektif dalam mencegah dan menurunkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Pencegahan
infeksi lainnya dapat juga di lakukan dengan melakukan sterilisasi terhadap
peralatan medis yang akan di pakai dan mendisiplinkan tenaga kesehatan yang
berhubungan langsung dengan pasien dengan cara mencuci tangan serta selalu
menjaga kondisi yang aseptik (Widya, 2009).
Naah.. dengan membaca artikel ini kita bisa tau
bahwa Enterobacter aerogenes ini benar-benar si penginfeksi yang sangat resisten.
Namun dengan adanya bakteri ini membuat kita slalu berupaya memperhatikan
pemberian antibiotik dan menjaga keadaan aseptik di rumah sakit. Semoga bermanfaat
yaa..terima kasih telah berkunjung.. ^_^
Daftar Pustaka
Dr.
Rao. 2011. Enterobacter an emerging nosocomial pathogen. http://www.slideshare.net/doctorrao/enterobacter-an-emerging-nosocomial-infection.
Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 13.45 WIB.
Irhan
Febijanto. 2010. Pengembangan Produksi Biohidrogen dari Kelapa Sawit atau
Limbah sebagai Bahan Bakar Fuel Cell untuk Pembangkit Listrik Daerah Terpencil .http://km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/Pengembangan%20Prod.%20Biohidrogen%20-%20D%20-%20S/All.pdf.
Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 12.30 WIB
Sanders
W.E. Jr. And Sanders C.C. (1997) Enterobacter spp: pathogens
poised to flourish at the turn of the century. Clin Microbiol Rev. 10(2):
220-241.
Widya Anandita. 2009. Pola Resistensi Bakteri. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123044-S09074fk-Polaresistensi-Analisis.pdf.
Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 18.10 WIB
Sumber gambar :