Sabtu, 06 Juni 2015

Enterobacter aerogenes si Penginfeksi



Hey guys.. apa kabar semua ? kita bertemu lagi nih di blog ini untuk membahas mengenai Bakteri. Kali ini kita akan membahas mengenai Bakteri nonfotosintetik, salah satunya yaitu Enterobacter aerogenes. Pasti temen-temen yang sudah pernah belajar tentang bakteri gak akan asing sama nama bakteri ini. Ada yang tau dari bakteri famili apakah species ini ? Yaph,.dari famili Enterobacteriaceae. Ternyata Enterobacter aerogenes ini masih satu famili loh dengan Escherichia coli, Salmonella, dan Klabsiealla.

Bakteri Enterobacter aerogenes merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang dengan panjang 1,2 - 3,0 µm dan lebar 0,6 – 1,0 µm. Sesuai dengan namanya, Enterobacter aerogenes bersifat aerob fakultatif dan kemoorganotrof. Karena bersifat aerob fakultatif maka bakter ini dapat hidup pada pH 3,3 secara aerob dan pH 4 secara anaerob. Bakteri ini juga dapat tumbuh pada suhu 30°-37°C dan menghasilkan koloni dengan tekstur smooth pada media padat (Irham, 2010).

Air, tanah, sampah, dan produk makanan merupakan habitat Enterobacter aerogenes yang dapat kita jumpai. Enterobacter Aerogenes merupakan bakteri nosokomial dan patogen yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Usus manusia juga merupakan flora normal bagi bakteri ini karena kemampuannya dalam menginfeksi, sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis. Namun penginfeksiannya tidak pada manusia yang sehat, melainkan pada pasien yang berada di rumah sakit. Menurut Sanders and Sanders (1997), umumnya infeksi timbul dari tubuh pasien itu sendiri. Namun infeksi silang dapat terjadi melalui tangan petugas kesehatan, ketika menyisipkan perangkat medis dan prosedur bedah. Hal tersebut membuat bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotik seperti β -lactam antibiotics, aminoglycosides dan quinolones. Mekanisme resisten yang digunakan oleh Enterobacter aerogenes yaitu dengan menonaktifkan enzim, perubahan target obat dan perubahan kemampuan obat untuk masuk dan atau menumpuk di sel-sel (Sanders and Sanders, 1997).

Teman-teman pasti bertanya, ko bisa sih Enterobacter aerogenes ini resisten terhadap antibiotik ?? sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Enterobacter aerogenes ini merupakan bakteri gram negatif yang berarti memiliki komposisi dinding sel berupa kandungan lipid yang tinggi sehingga lebih tahan terhadap antibiotik. Selain itu, karna bakteri ini sering bertemu dengan beberapa jenis antibiotik membuat bakteri ini menjadi terbiasa dengan adanya antibiotik. Peningkatan resistensi bakteri dapat terjadi juga loh, hal ini disebabkan karena penggunaan antibiotik yang tidak kuat serta kolonisasi bakteri yang menyebabkan terjadi resistensi endogen dari bakteri. Oleh karena itu, beberapa peneliti mencari cara untuk mengendalikan infeksi terhadap bakteri Enterobacter aerogenes di rumah sakit. Pengendalian infeksi di rumah sakit dapat di lakukan dengan berbagai strategi. Skrining dan surveilens infeksi di rumah sakit akan memberi gambaran mengenai keadaan infeksi nosokomial serta dapat menjadi dasar penyusunan panduan penggunaan antibiotik bagi rumah sakit. Adanya panduan penggunaan antibiotik akan membantu dalam pembatasan penggunaan antibiotik. Pembatasan penggunaan antibiotik merupakan salah satu strategi yang efektif dalam mencegah dan menurunkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Pencegahan infeksi lainnya dapat juga di lakukan dengan melakukan sterilisasi terhadap peralatan medis yang akan di pakai dan mendisiplinkan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dengan cara mencuci tangan serta selalu menjaga kondisi yang aseptik (Widya, 2009).

Naah.. dengan membaca artikel ini kita bisa tau bahwa Enterobacter aerogenes ini benar-benar si penginfeksi yang sangat resisten. Namun dengan adanya bakteri ini membuat kita slalu berupaya memperhatikan pemberian antibiotik dan menjaga keadaan aseptik di rumah sakit. Semoga bermanfaat yaa..terima kasih telah berkunjung.. ^_^


Daftar Pustaka

Dr. Rao. 2011. Enterobacter an emerging nosocomial pathogen. http://www.slideshare.net/doctorrao/enterobacter-an-emerging-nosocomial-infection. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 13.45 WIB.

Irhan Febijanto. 2010. Pengembangan Produksi Biohidrogen dari Kelapa Sawit atau Limbah sebagai Bahan Bakar Fuel Cell untuk Pembangkit Listrik Daerah Terpencil .http://km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/Pengembangan%20Prod.%20Biohidrogen%20-%20D%20-%20S/All.pdf. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 12.30 WIB

Sanders W.E. Jr. And Sanders C.C. (1997) Enterobacter spp: pathogens poised to flourish at the turn of the century. Clin Microbiol Rev. 10(2): 220-241.

Widya Anandita. 2009. Pola Resistensi Bakteri. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123044-S09074fk-Polaresistensi-Analisis.pdf. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 18.10 WIB

Sumber gambar :