Sabtu, 06 Juni 2015

Enterobacter aerogenes si Penginfeksi



Hey guys.. apa kabar semua ? kita bertemu lagi nih di blog ini untuk membahas mengenai Bakteri. Kali ini kita akan membahas mengenai Bakteri nonfotosintetik, salah satunya yaitu Enterobacter aerogenes. Pasti temen-temen yang sudah pernah belajar tentang bakteri gak akan asing sama nama bakteri ini. Ada yang tau dari bakteri famili apakah species ini ? Yaph,.dari famili Enterobacteriaceae. Ternyata Enterobacter aerogenes ini masih satu famili loh dengan Escherichia coli, Salmonella, dan Klabsiealla.

Bakteri Enterobacter aerogenes merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang dengan panjang 1,2 - 3,0 µm dan lebar 0,6 – 1,0 µm. Sesuai dengan namanya, Enterobacter aerogenes bersifat aerob fakultatif dan kemoorganotrof. Karena bersifat aerob fakultatif maka bakter ini dapat hidup pada pH 3,3 secara aerob dan pH 4 secara anaerob. Bakteri ini juga dapat tumbuh pada suhu 30°-37°C dan menghasilkan koloni dengan tekstur smooth pada media padat (Irham, 2010).

Air, tanah, sampah, dan produk makanan merupakan habitat Enterobacter aerogenes yang dapat kita jumpai. Enterobacter Aerogenes merupakan bakteri nosokomial dan patogen yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Usus manusia juga merupakan flora normal bagi bakteri ini karena kemampuannya dalam menginfeksi, sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis. Namun penginfeksiannya tidak pada manusia yang sehat, melainkan pada pasien yang berada di rumah sakit. Menurut Sanders and Sanders (1997), umumnya infeksi timbul dari tubuh pasien itu sendiri. Namun infeksi silang dapat terjadi melalui tangan petugas kesehatan, ketika menyisipkan perangkat medis dan prosedur bedah. Hal tersebut membuat bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotik seperti β -lactam antibiotics, aminoglycosides dan quinolones. Mekanisme resisten yang digunakan oleh Enterobacter aerogenes yaitu dengan menonaktifkan enzim, perubahan target obat dan perubahan kemampuan obat untuk masuk dan atau menumpuk di sel-sel (Sanders and Sanders, 1997).

Teman-teman pasti bertanya, ko bisa sih Enterobacter aerogenes ini resisten terhadap antibiotik ?? sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Enterobacter aerogenes ini merupakan bakteri gram negatif yang berarti memiliki komposisi dinding sel berupa kandungan lipid yang tinggi sehingga lebih tahan terhadap antibiotik. Selain itu, karna bakteri ini sering bertemu dengan beberapa jenis antibiotik membuat bakteri ini menjadi terbiasa dengan adanya antibiotik. Peningkatan resistensi bakteri dapat terjadi juga loh, hal ini disebabkan karena penggunaan antibiotik yang tidak kuat serta kolonisasi bakteri yang menyebabkan terjadi resistensi endogen dari bakteri. Oleh karena itu, beberapa peneliti mencari cara untuk mengendalikan infeksi terhadap bakteri Enterobacter aerogenes di rumah sakit. Pengendalian infeksi di rumah sakit dapat di lakukan dengan berbagai strategi. Skrining dan surveilens infeksi di rumah sakit akan memberi gambaran mengenai keadaan infeksi nosokomial serta dapat menjadi dasar penyusunan panduan penggunaan antibiotik bagi rumah sakit. Adanya panduan penggunaan antibiotik akan membantu dalam pembatasan penggunaan antibiotik. Pembatasan penggunaan antibiotik merupakan salah satu strategi yang efektif dalam mencegah dan menurunkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Pencegahan infeksi lainnya dapat juga di lakukan dengan melakukan sterilisasi terhadap peralatan medis yang akan di pakai dan mendisiplinkan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dengan cara mencuci tangan serta selalu menjaga kondisi yang aseptik (Widya, 2009).

Naah.. dengan membaca artikel ini kita bisa tau bahwa Enterobacter aerogenes ini benar-benar si penginfeksi yang sangat resisten. Namun dengan adanya bakteri ini membuat kita slalu berupaya memperhatikan pemberian antibiotik dan menjaga keadaan aseptik di rumah sakit. Semoga bermanfaat yaa..terima kasih telah berkunjung.. ^_^


Daftar Pustaka

Dr. Rao. 2011. Enterobacter an emerging nosocomial pathogen. http://www.slideshare.net/doctorrao/enterobacter-an-emerging-nosocomial-infection. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 13.45 WIB.

Irhan Febijanto. 2010. Pengembangan Produksi Biohidrogen dari Kelapa Sawit atau Limbah sebagai Bahan Bakar Fuel Cell untuk Pembangkit Listrik Daerah Terpencil .http://km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/Pengembangan%20Prod.%20Biohidrogen%20-%20D%20-%20S/All.pdf. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 12.30 WIB

Sanders W.E. Jr. And Sanders C.C. (1997) Enterobacter spp: pathogens poised to flourish at the turn of the century. Clin Microbiol Rev. 10(2): 220-241.

Widya Anandita. 2009. Pola Resistensi Bakteri. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123044-S09074fk-Polaresistensi-Analisis.pdf. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 18.10 WIB

Sumber gambar :

26 komentar:

  1. terimakasih atas paparannya. bakteri ini memang bersifat patogen. media kontaminasi dari bakteri ini yang mudah kita temukan adalah susu. Susu sapi merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia, baik dalam bentuk susu segar maupun yang sudah diproses di pabrik. Susu sapi mentah berpotensi untuk terkontaminasi oleh
    Enterobacter sp. Terjadinya kontaminasi karena adanya kontak langsung dari kotoran yang melekat pada tubuh sapi, ambing, sanitasi kandang, wadah yang digunakan dan air pencucian, sehingga kotoran yang melekat dapat jatuh ke dalam air susu saat pemerahan berlangsung. hal ini berdasarkan referensi sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/.../intro.pdf.
    Susu memiliki kandungan nutrisi yang kompleks, dan mengandung laktosa yang dapat digunakan oleh Enterobacter sp sebagai sumber karbon, sehingga dapat mendukung pertumbuhan Enterobacter sp. jadi selain kit harus berhati-hati pada lingkungan rumah sakit, kita juga harus berhati-hati terhadap minuman yang satu ini yaa. itu saja tambhan dari saya, terima kasih :)

    BalasHapus
  2. Hai farissa ;). Makasih artikelnya bagus mengenai penyakit lagi dan lagi banyak dari kelompok bakteri nonfotosintetik ini banyak yg membahsa penyakit hehe. Memang benar bahwa di rumah sakit bukanlah tepat yang steril dari berbagai bakteri yang membahayakan justru membawa banyak jenis bakteri. Tetapi tidak selalu Enterobacter aerogenes ini membahayakan loh dia juga bermanfaat bagi pertanian seperti kontrol biologis penyakit tanaman untuk mengendalikan serangan hama pada tanamn murbei. Itu saja informasi yang ingin disanggah sedikit dan ingin menambahkan informs lbh lengkap mengenai bakteri kamu . silahkan liat sumber nya disini  http://www.anaesthetist.com/icu/infect/bacteria/gramneg/Findex.htm#enterobacter.htm makasih ..

    BalasHapus
  3. Trimakasih Farrisa artikelnya sangat informatid,saya mendapat informasi juga bahwa Salah satu bi-produk fermentasi adalah gas hidrogen. Kemampuan Enterobacter aerogenes untuk menghasilkan hidrogen melalui fermentasi berbagai gula, termasuk glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, manitol, sukrosa, maltosa, dan laktosa, telah menyebabkan para ilmuwan untuk menyelidiki penggunaan metabolisme ini bakteri sebagai sarana memperoleh energi bersih.
    https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Enterobacter_aerogenes

    BalasHapus
  4. waah bahaya juga klo udah terinfeksi ya..
    dari sumber yang saya baca, infeksi ini gk menyerang manusia yang sedang dalam kondisi sehat (sistem imun stabil).. Beberapa infeksi yang disebabkan oleh E. aerogenes hasil spesifik antibiotik perawatan, kateter vena insersi, dan / atau prosedur bedah. E. aerogenes umumnya ditemukan di manusia saluran pencernaan dan umumnya tidak menyebabkan penyakit pada orang sehat. Telah ditemukan hidup di berbagai limbah, kimia higienis, dan tanah. Bakteri ini juga memiliki beberapa signifikansi komersial - gas hidrogen yang dihasilkan selama proses fermentasi telah bereksperimen dengan menggunakan molase sebagai substrat.
    Ini dapat merusak getah maple dan sirup.

    Seperti itu.. terimakasih Farisa :D

    sumber:
    Gabriel Chavarria, dkk. Enterobacter aerogenes. www.Febri.id.com

    BalasHapus
  5. Artikelnya sangat bagus Farrisa, informatif sekali dan menambah wawasan terkait bakteri-bakteri non-fotosintetik. Dalam penjelasan Farrisa pada artikel diatas saya setuju dengan pernyataan Farrisa yaitu "Pengendalian infeksi di rumah sakit dapat di lakukan dengan berbagai strategi. Skrining dan surveilens infeksi di rumah sakit akan memberi gambaran mengenai keadaan infeksi nosokomial serta dapat menjadi dasar penyusunan panduan penggunaan antibiotik bagi rumah sakit. Adanya panduan penggunaan antibiotik akan membantu dalam pembatasan penggunaan antibiotik. Pembatasan penggunaan antibiotik merupakan salah satu strategi yang efektif dalam mencegah dan menurunkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. "
    Nah, dalam pernyataaan diatas saya mendapatkan istilah baru yaitu skrining dan surveilens, saya hanya ingin menambahkan saja makna dari istilah-istilah tersebut, Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi
    dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi
    terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian
    surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.
    Silahkan dilihat selengkapnya pada link dibawah ini
    http://fk.uns.ac.id/static/materi/Surveilans_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf
    Terimakasih Farrisa, semoga bermanfaat untuk kita semua :)

    BalasHapus
  6. haii farrisa, pemparan yang kamu sajikan sudah cukup informatif . dan saya setuju dengan pemaparan farrisa sesuai dengan sumber yang saya baca di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1142/3/fkg-trelia2.pdf.txt bahwa Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan
    hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi material.
    Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan
    rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-
    keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
    memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu
    menimbulkan penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-
    organisme di dalam famili ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting
    di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih,
    infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.

    terimakasih :-)

    BalasHapus
  7. Dari penjelasan yang lengkap di atas, ada sisi lain dari bakteri ini yang belum terungkap. Izin menambahkan dari sumber yang telah saya baca, ternyata berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wibowo, bakteri Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan penyakit sepsis. Wibowo menyimpulkan bahwa distribusi kuman penyebab infeksi pada pasien di ruang rawat ICU RSUP Dr. Kariadi periode Juli–Desember 2009 yang terbanyak adalah Enterobacter aerogenes. Sepsis adalah suatu sindroma klinik dengan manifestasi proses inflamasi imunologi akibat respon tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme serta merupakan puncak dari interaksi yang kompleks antara mikroorganisme penyebab infeksi, imun tubuh, inflamasi, dan respon koagulasi. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada http://eprints.undip.ac.id/44175/3/SITTI_A_G2A009091_Bab2KTI.pdf
    Artikel yang bermanfaat, terima kasih farrisa :)

    BalasHapus
  8. nice Farrisa, artikel yang sangat menaring, ternyata banyak bakteri yang hidup di usus kita yaa, contohnya Enterobacter aerogenes flora normalnya adalah usus manusia dan memiliki kemampuan dalam menginfeksi seperti yang telah dipapar oleh artikel.
    Mohon izin menambahkan bahwa bakteri ini juga memiliki peran menguntungkan dan merugikan. Adapun peran menuntungkan yang diberikan oleh Enterobacter aerogenes yaitu membuat produk Buthanedhiol yang berfungsi sebagai pelembab intermediat kimia (infolrbih lengkap pada:
    http://www.slideshare.net/aufahanifa/peran-menguntungkan-bakteri) selain itu juga Enterobacter aerogenes mempunyai peran dalam pembuatan saverkaut (kubis fermentasi), sedangkan peranan merugikan dari bakteri Enterobacter aerogenes menyebabkan pelendiran pada susu. Adapu info lebih lengkap dapat diaskes pada:
    http://slideplayer.info/slide/2973997/

    Terima kasih Farrisa atas pemaparan artikelnya :)

    BalasHapus
  9. Terimakasih atas paparann yang sudah diberikan :) pada paparan diatas menyebutkan bahwa bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotik seperti β -lactam antibiotics, aminoglycosides dan quinolones. Memang sudah dijelaskan pula mekanismenya sedikit. Disini saya akan menambahkan lagi tentang mekanisme resisten Enterobacter aerogenes terhadap antibiotik khususnya beta laktam adalah terjadinya mutasi gen ampD pada bakteri sehingga E. aerogenes berubah menjadi high level expressing beta lactamase. Ekspresi enzim ini dipengaruhi oleh paparan antibiotik beta laktam spektrum luas ainnya dalam jangka waktu yang lama. Selain itu terdapat pula beberapa strain E. aerogenes yang mengalami mutasi sehingga dapat memproduksi SVH derived extended spectrum beta lactamase seperti SVH-4 dan SVH-5 yang membuat bakteri ini menjadi resisten terhadap seftazidime, aztreonam, trimetoprim-sulfametoksazol, dan gentamisin. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125523-S09132fk-Pola%20kepekaan-Literatur.pdf
    Semoga bermanfaat ya :)

    BalasHapus
  10. meskipun bakteri Enterobacter aerogens ini resisten terhadap antibiotik namun keberadaannya dapat dimanfaatkan dalam hal merombak zat warna tekstil secara aerob. Proses perombakan 75 mg/L zat warna remazol red RB berlangsung optimum pada pH 7-8 dan lama waktu inkubasi 7 hari dengan efisiensi perombakan sebesar 87,90%. Ia mampu untuk merombak limbah air dari hasil pewarnan tekstil. Nah, Berdasarkan potensi tersebut, sangat perlu dilakukan kajian lebih lajut terhadap pemanfaatannya dalam perombakan air limbah tekstil sebagai langkah yang strategis dalam menanggulangi pencemaran air akibat limbah industri.

    sumber ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/.../2848/2024
    terimakasih farrisa semoga bermanfaat yaa :D

    BalasHapus
  11. Artikel yang dibuat Farissa sangat informatif dan menambah wawasan baru. Di artikel dipaparkan bahwa bakteri Enterobacter aerogenes resisten terhadap antibiotik. Sedikit menambahkan bahwa Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan infeksi di banyak bagian tubuh manusia. Hal ini sering merupakan penyebab infeksi pernapasan bawah, termasuk pneumonia. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi kulit dan jaringan di bawahnya. Ini mungkin hadir sebagai selulit, nekrotikans, abses atau pasca-operasi infeksi luka. ika bakteri mencapai darah (bakteremia), dapat menyebabkan sepsis. Jarang, bakteri memasuki cairan serebrospinal yang mengarah ke meningitis. Enterobacter aerogenes keseluruhan memiliki tingkat kematian rendah (10,2 persen), dengan masalah medis yang mendasari meningkatnya risiko kematian. Nah, penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan antimikroba yang sesuai untuk hampir semua infeksi Enterobacter aerogenes dengan Beta-laktam, fluoroquinolones, aminoglikosida dan TMP-SMZ semua dapat pengobatan yang efektif. Sebagian besar bakteri resisten terhadap antibiotik yang sudah dijelaskan pada artikel, maka organisme harus diketik dan diuji untuk kerentanan sebelum pengobatan dimulai. Informasi lebih lanjut dapat dibaca pada http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/31020945/5f376649a78b02981d28c4aef023299f/intro.pdf.
    Semoga tambahannya bisa menjadi pelegkap bagi artikel Farissa yaa^^

    BalasHapus
  12. nice :) saya setuju kalau Enterobacter aerogenes masih satu famili dengan bakteri yang telah disebutkan di atas, karena pada dasarnya mereka juga merupakan bakteri Coliform. yang mana untuk membedakannya dapat dilakukan dengan uji reaksi biokimia. dan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah mati (sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37951/4/Chapter%20II.pdf)
    teşekkür ederim farissa :)

    BalasHapus
  13. Farrisa artikel yang bagus sekali :) ternyata bakteri ini nakal juga yah, dapat resisten terhadap antibiotik. Izin menambahkan tanda dan gejalanya sedikit yaa Farrisa, semoga berkenan :)
    Infeksi Enterobacter tidak memiliki presentasi klinis yang cukup spesifik untuk membedakan mereka dari infeksi bakteri akut lainnya.
    Tanda-tanda Enterobacter bakterimia meliputi:
    Temuan pemeriksaan fisik yang konsisten dengan sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS): Termasuk detak jantung yang melebihi 90 bpm, tingkat pernapasan yang lebih besar dari 20, dan suhu di atas 38 ° C atau di bawah 36 ° C
    Demam: Terjadi di lebih dari 80% dari anak-anak dan orang dewasa dengan Enterobacter bakteremia
    Hipotensi dan shock: Terjadi di sebanyak sepertiga dari kasus
    Syok septik: Diwujudkan sebagai disseminated intravascular coagulation, sakit kuning, sindrom gangguan pernapasan akut, dan komplikasi lain dari kegagalan organ
    Purpura fulminans dan hemoragik bula
    Ecthyma gangrenosum
    Sianosis dan bintik: sering dilaporkan pada anak-anak dengan Enterobacter bakteremia
    Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/216845-overview

    BalasHapus
  14. pemaparan yang sangat jelas farissa, artikelnya menarik sekali,informatif :)

    hanya ingin menambahkan saja ya farissa, bahwa ada literatur yang mengatakan bahwa bakteri Enterobacter aerogenes mampu merombak zat warna tekstil secara aerob. Proses perombakan 75 mg/L zat warna remazol red RB berlangsung optimum pada pH 7-8 dan lama waktu inkubasi 7 hari dengan efisiensi perombakan sebesar 87,90%. hal ini didasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. bisa dilihat selengkapnya di link berikut
    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=19&cad=rja&uact=8&ved=0CGIQFjAIOAo&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Fjchem%2Farticle%2FviewFile%2F2848%2F2024&ei=hUR2VeTsJobl8AXNo4C4AQ&usg=AFQjCNFpXZWK3nNuc3N2CL0ik1srneHE5w&sig2=iKhtLkAeRQm35SFFhsFCAw&bvm=bv.95039771,d.dGc

    terimakasih, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  15. hai farisa.. artikelnya sudah diulas dengan bagus sekaligus tambahan dari teman-teman pada kolom komentar sudah sangat memperjelas, namun, saya akan menambahkan beberapa hal yang diulas farisa untuk lebih memperjelas, jadi... memang betul sekali bakteri Enterobacter aerogenes adalah salah satu penyebab infeksi nokosomial atau lebih jelasnya dalah, infeksi atau penyakit yang berasal pada lingkungan rumah sakit... dan juga bakteri ini bersifat oportunis jadi hanya menyerang apabila terdapat kesempatan untuk memasuki host nya yang dalam keadaan lemah.. dan juga bakteri ini ditemukan pada di dalam produk tanah, air, susu, dan di usus hewan maupun manusia. Mereka yang paling sering ditemukan dalam saluran pencernaan dan dipelajari dalam situs klinis pada sampel tinja. Minimum, pH optimum dan maksimum untuk replikasi E. aerogenes adalah 4,4, 6,0-7,0, dan 9,0.
    (sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Enterobacter_aerogenes )
    dan menurut penelitian, berdasarkan bakeri ini ditemukan di susu karena ternyata bakteri ini dapat melakukan fermentasi laktosa dan memproduksi asam (sumber : http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/2871-eosin-methylene-blue )

    BalasHapus
  16. Artikel yang menarik :) Ingin menambahkan bahwa Enterobacter aerogenes dapat dimanfaatkan dalam pembuatan biohidrogen melalui fermentasi yaitu proses fermentasi anaerob pada kondisi mesofilik yang mengubah glukosa menjadi gas H2, CO2, dan CH3COOH dengan suhu 37oC dan 1 atm selama 24 jam. Gas biohidrogen dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan ammonia, perengkahan fraksi-fraksi minyak bumi, dan proses hidrogenasi pada pabrik minyak goreng
    Selengkapnya >>digilib.its.ac.id/.../ITS-NonDegree-30223-231003007...

    Terima Kasih

    Dela Rahma S

    BalasHapus
  17. Artikel yang paparkan farisa sangat menarik sekali ya . saya hanya ingin menambahkan saja banyak sekali penyakit yang akibatkan oleh bakteri salah satunya Enterobacter aerogenes adalah patogen oportunistik. Kebanyakan individu yang mengembangkan infeksi memiliki kondisi medis yang ada yang membuat lebih mudah bagi bakteri untuk tumbuh dan menyebar. Enterobacter aerogenes sering rumah sakit-memperoleh infeksi, terutama pasien di unit perawatan intensif atau pada ventilator mekanis. Faktor risiko lain untuk infeksi termasuk penggunaan antibiotik sebelumnya (hal ini dapat mengurangi bakteri alami yang bersaing dengan Enterobacter aerogenes), infus atau garis pusat, dan luka bakar. Enterobacter aerogenes lebih sering mempengaruhi bayi yang baru lahir dan orang tua. Enterobacter aerogenes lebih sering mempengaruhi bayi yang baru lahir dan orang tua. Bakteri sering merupakan bagian dari infeksi polymicrobial, berbagi sebuah situs infeksi dengan bakteri spesies lain.
    Pengobatan
    Pengobatan antimikroba yang sesuai untuk hampir semua infeksi Enterobacter aerogenes dengan. Beta-laktam, fluoroquinolones, aminoglikosida dan TMP-SMZ semua dapat pengobatan yang efektif. Sebagian besar strain bakteri yang resisten terhadap satu atau lebih dari perawatan ini potensial, sehingga organisme harus diketik dan diuji untuk kerentanan sebelum pengobatan dimulai.
    Resistensi Antibiotik
    Resistensi terhadap beta-laktam adalah umum, sebagai beta-laktamase produksi (enzim yang memecah beta-laktam) dapat diinduksi pada bakteri terkena antibiotik ini. Enterobacter aerogenes juga sering mengembangkan resistansi terhadap pertama, kedua dan sefalosporin generasi ketiga selama pengobatan.
    Sumber : doresju.com/2013/10/enterobacter-aerogenes.html

    BalasHapus
  18. artikel yang sangat komunikatif sekali farrisa, dalam pemaparannya menggunakan kata-kata yang mudah untuk dimengerti dan dan dapat membuat pembaca semangat untuk membacanya. tingkatkan terus yaa caa. selain komunikatif artikel ini juga informatif karena dengan artikel ini linda jadi tahu akan bahayanya pemberian antibiotik yang terus menerus sehingga dapat membuat resistansi bakteri itu sendiri, jdi kita pun harus dapat memilah dan meilih obat yang terbaik untuk tubuh kita. ijin menambahkan ya caa habitat bakteri ini selain yang telah dijelaskan pada rtikel diatas linda juga baca bhwa bakteri ini dapat hidup di bahan kimia yang higienis , untuk lebih jelasnya bisa dibaca di http://antimicrobialcopper.com/us/scientific-proof/registration-against-bacteria/enterobacter-aerogenes.aspx. sumbernya inggris caa jadi harus ditranslate dulu, hihi semoga bermanfaat

    BalasHapus
  19. terimakasih farissa sudah memberikan informasi baru kpd saya^^ saya baca di referensi bahwa bakteri ini ternyata bisa merombak zat warna tekstil. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bakteri Enterobacter aerogenes mampu merombak zat warna tekstil secara aerob. Proses perombakan 75 mg/L zat warna remazol red RB berlangsung optimum pada pH7-8 dan lama waktu inkubasi 7 hari dengan efisiensi perombakan sebesar 87,90%. referensi http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2848/2024

    BalasHapus
  20. Tambahan untuk artikel farisa :D, bakteri Enterobacter aerogenes ini tidak hanya menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis tetapi dari sumber http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/31020945/5f376649a78b02981d28c4aef023299f/intro.pdf

    Enterobacter aerogenes adalah bakteri patogen karena dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi seperti bacterimia, infeksi saluran pernapasan ringan, infeksi kulit, infeksi saluran kencing, endocarditis, infeksi bagian dalam perut, septic arthritis, osteomyelitis dan infeksi pada mata. (Farmer, et al., 1985).

    Terima kasih :D

    BalasHapus
  21. ada tambahan informasi buat farrisa silahkan klik http://emedicine.medscape.com/article/216845-overview terima kasih :D

    BalasHapus
  22. artikelnya sangat informatif sekali farissa... jujur saya baru tahu bakteri ini dan sifatnya yang bisa menyebabkan infeksi.. saya setuju dengan fariisaa saya baca di
    http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/31020945/5f376649a78b02981d28c4aef023299f/intro.pdf
    Enterobacter sp. adalah bakteri patogen karena dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi seperti bacterimia, infeksi saluran pernapasan ringan, infeksi kulit, infeksi saluran kencing, endocarditis, infeksi bagian dalam perut, septic arthritis, osteomyelitis dan infeksi pada mata. (Farmer, et al., 1985).
    tapi Diantara tahun 1992-Agustus 2002 di Belgia, terjadi kasus infeksi pada aliran darah yang disebabkan oleh Enterobacter aerogenes (Ronveaux, et al., 1999).
    trimakasih farissa.. semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  23. saya mau menambahkan bahwa Enterobacter aerogenes ini mempunyai kapsul yang kecil http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/144/jtptunimus-gdl-miftakulab-7156-3-babiim-w.pdf
    farissa mengatakan bahwa Bakteri ini juga dapat tumbuh pada suhu 30°-37°C . berarti itu minimumnya 30°c yah chaa ? tapi saya menemukan suhu minimum pertumbuhan bakteri ini 0°C . bisa dilihat di www.geocities.ws/kesmavetugm/PENGENDALIAN.doc
    .
    thanks farrisa :)

    BalasHapus
  24. artikel yang sangat menarik farisa...setuju dengan farisa bahwa Enterobacter aerogenes tidak menginfeksi manusia yang sehat melainkan pada pasien rumah sakit pada artikel diterangkan bahwa bakteri ini memiliki resisten terhadap beberapa antibiotik, salah satunya adalah β-lactam, meningkatnya keresistenan terhadap β-lactam ini salah satunya disebabkan oleh produksi protein membran luar yakni OmpX (https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Enterobacter_aerogenes) terima kasih farisa

    BalasHapus
  25. waaah menakutkan juga ya jika bakteri ini bersifat nosokomial :D jadi engga pingin ke rumah sakit hihii. terima kasih icha :)
    zakiyah hanya menambahkan bahwa penggunaan antimicrobial copper continuously dapat membunuh bakteri ini. dan antimikroba ini aman digunakan :) http://antimicrobialcopper.com/us/scientific-proof/registration-against-bacteria/enterobacter-aerogenes.aspx

    BalasHapus
  26. assalamualaikum farisaaa terimakasih sudah memberi informasi mengenai bakteri Enterobacter aerogenes.sangat bermanfaat dan bersifat informatif juga tentunya. penasaran kalo bakteri ini menginfeksi urin seperti apa? bisa sebagai tambahan ya farissaa coba cek disini http://emedicine.medscape.com/article/216845-overview semoga bermanfaat yaaa :)

    BalasHapus