Jumat, 24 April 2015

Mikroba dan Saluran Pembuangan Air

Mikroba dan Saluran Pembuangan Air

Pada artikel kali ini, kita akan membahas ,mengenai mikroba dengan saluran pembuangan air. Saluran pembuangan air sangat bermacam-macam diantaranya yaitu saluran pembuangan air limbah, saluran pembuangan air pada rumah tangga, hotel dan lain sebagainya. Pastinya pada saluran pembuangan air tersebut terdapat mikroba-mikroba yang hidup. Ada pula mikroba yang digunakan untuk mengatasi saluram pembuangan air limbah atau saluran pembuangan air yang mapet karena partikel-partikel yang menyumbatnya.
A.    Mikroba
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah kehidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata-air dan sebagai-nya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu :
1.      Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Gallionella merupakan bakteri yang mampu mengoksidasi ion ferro Fe+2 ke ion ferri Fe+2 ,Gallionella umumnya berdeposit bersama ion besi, mangan yang mengandung ion klorida, bakteri Gallionella sering ditemukan pada sambungan las, beberapa bakteri  pengoksidasi besi lain yang dikenal antara lain sphaerotilus, crenothrix dan lepthotrix. Bakteri kemosintesis Thiobacillus dan Ferrobacillus memiliki sistem enzim yang dapat mentransfer elektron dari ion ferro ke oksigen, menghasilkan ion ferri, air, dan energi bebas untuk sintesis bahan organik dari karbondioksida. Bakteri kemosintesis bekerja optimum pada pH rendah (sekitar 5). Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
2.      Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus yang mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Bakteri pereduksi sulfat memiliki ketahanan baik pada tempratur sampai dengan 80°C, bakteri ini bekerja baik pada ph 5-9. Dalam pipa, proses perubahan secara biologis terjadi selama transportasi air buangan. Perubahan ini memerlukan O2. Apabila kandungan O2 tidak cukup dari aerasi natural udara dalam pipa, terjadi reduksi sulfat dan terbentuk ion sulfida. S akan berubah menjadi H2S pada pH tertentu dan sebagian lepas ke udara di atas air buangan. Bila pipa berventilasi baik dan dindingnya kering, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Bila terjadi hal sebaliknya, keseimbangan berkumpul pada dinding bagian atas pipa. H2S larut dalam air sesuai dengan tekanan parsial udara dalam pipa dan bakteri akan mengoksidasi H2S menjadi H2SO4, yang dapat merusak beton (dikenal dengan ”crown” korosi) (Yudi, 2015). Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk.
3.      Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik), sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad- jasad yang berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran  dalam air adalah Escherichi coli (E. coli), serta bakteri dari kelompok koliform.
Mikroorganisme dari kelompok koliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam air, sehingga keberadaanya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran dalam arti luas, baik dari kotoran hewan maupun manusia. Bakteri koliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 370°C dalam waktu kurang dari 48 jam. Adapun bakteri E. coli selain memiliki karakteristik seperti bakteri koliform pada umumnya, juga dapat menghasilkan senyawa indole di dalam air pepton yang mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat menggunakan natrium sitrat sebagai satu – satunya sumber karbon (Purnawijayanti, 2001). Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal. Bakteri koliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati dan disebut kolifrom non fekal, misalnya Entrobacter aerogenes, E. coli adalah grup koliform yang mempunyai sifat dapat menfermentasi lactose dan memproduksi asam dan gas pada suhu 370°C maupun suhu 44,5 + 0,50°C dalam waktu jam 48. Sifat ini digunakan untuk membedaka E. coli dari Enterobacter,  karena Enterobacter tidak dapat membentuk gas dari lactose pada suhu 44,5 + 0,50°C. E. coli adalah bakteri yang termasuk dalam family Enterobacteriaceae, bersifat gram negative, berbentuk batang dan tidak membentuk spora (Fardiaz, 1992). bakteri gram negative yang tahan hidup dalam media yag kekurangan zat gizi. Susunan dinding sel bakteri gram negative memiliki struktur dinding sel yang lebih kompleks daripada sel bakteri gram positif. Bakteri gram negative mengandung sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lemak. Adanya lapisan-lapisan tersebut mempengaruhi aktivitas kerja dari zat antibakteri.

B.     Nutrisi
Nutrisi merupakan proses dimana senyawa kimiawi (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan dan digunakan oleh organisme. Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
1.              Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof) dan senyawa kimia (kemotrof).
2.              Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida) dan karbon organik (seperti karbohidrat). Bakteri heterotrofik (organotrof) membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya. Dalam praktek laboratorium, glukosa secara luas digunakan sebagai sumber karbon organik, tetapi berbagai senyawa lain juga dapat digunakan secara khusus atau sumber karbon tertentu oleh bakteri yang berbeda.

3.              Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
4.              Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium, magnesium, besi, tembaga dsb).
5.              Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Namun pada umumnya, bakteri atau mikroba membutuhkan nutrisi yang mengandung suatu atom atau molekul. Nutrisi pada mikroba dibagi menjadi Inorganic nutrients yaitu atom atau molekul yang terdiri atas gabungan atom selain karbon dan hidrogen seperti Logam dan garamnya (magnesium sulfate, ferric nitrate, sodium phosphate), gases (oxygen, carbon dioxide) dan Organic nutriens yaitu terdiri atas atom karbon dan hidrogen sebagai hasil dari benda hidup seperti methane (CH4), karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat.

C.     Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan mikroba pada umumnya ditandai dengan empat fase yang khas, yakni periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan (fase lamban atau lag phase) diikuti leh suatu periode pertumbuhan yang cepat (fase log), kemudian mendatar (fase statis atau stationary phase), dan akhirnya diikuti oleh suau penurunan polpulasi sel-sel hidup (fase kematian atau penurunan). Di antara setiap fase ini ada suatu periode peralihan yang menunjukkan lamanya waktu sebelum semua sel memasuki fase yang baru .

D.    Peranannya
Bakteri-bakteri yang sudah disebutkan sebelumnya yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri (khusus pada bakteri kelompok besi). Sehingga mampu membuat air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya. Perubahan warna juga dapat disebabkan oleh kelompok mikroalge jika air disimpan lama. Sedangkan Kelompok bakteri belerang  mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S yang membuat air tercium bau busuk seperti bau telur busuk kalau tersimpan dalam waktu yang cukup lama. Adapun peranan E.colli dalam air yang tercemar yaitu untuk penguraian limbah-limbah dan sebagai bioindikator adanya pencemaran pada air.

E.     Pengontrol
Bakteri-bakteri yang disebutkan dapat dikontrol pertumbuhannya dengan menurunkan pH karena bakteri pereduksi sulfur hanya bisa tumbuh pada pH 5-9. Selain itu bisa juga dengan mengubah suhu menjadi lebih rendah (bakteri ini hidup dalam suhu 80°C. Modifikasi material yang digunakan, perubahan sistem operasi, treatment kimia juga dapat mencegah terjadinya korosi yg di bentuk bakteri.

F.      Hubungannya
Banyak sekali masalah gangguan dalam saluran pembuangan air diantaranya saluran yang tersumbat, saluran air yang tercemar dengan limbah yang berasal dari sumber yang berbeda. Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga di dalam air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran pada saluran, karena kelompok bakteri besi dan belerang dapat membentuk serat atau lendir pada saluran. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, menjadi bau, berubah warna, dan sebagainya.
Saluran pembuangan sangat identik dengan zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi sehingga terdapat berbagai mikroba yang membuat air dalam saluran pembuangan air tersumbat atau tercemar. Masalah dapat di atasi dengan adanya mikroba pengurai atau mikroba yang berfungsi sebagai bioindikator seperti Escherichia colli. Dengan adanya mikroba tersebut, saluran pembuangan air menjadi tidak tersumbat karena mikroba merugikan atau partikel yang menyumbat saluran dapat diuraikan oleh mikroba tersebut.

Daftar Pustaka
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta.
Purnawijayanti, H. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius Yogyakarta.
Anugraha TP juni 2. Peran Mikroba dalam Lingkungan. http://www.scribd.com/doc/31265477/Peran-Mikroba-Dalam-Lingkungan#scribd. 2010. Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 03.20 WIB
Salva Ende. Ketika Selokan Menjadi Tempat Sampah. https://www.academia.edu/9633557/SALVA. 2012. Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 02.00 WIB
Yudi. Bakteri Penyebab Bio-korosi. http://www.metalurgi.lipi.go.id/bakteri-penyebab-bio-korosi/ . 2015. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 19.52 WIB

29 komentar:

  1. artikel yang bagus ;). sudah lenkap deskripsi tentang berbagai mikroba yang ada pada berbagai jenis saluran pembuangan terutama limbah . saya ingin menambahkan informasi di artikelmu. mengenai bahaya limbah terutama bahan kimia. karena kita ketahui limbah tersebut tidak lepas dari kontaminasi bahan kimia. apa saja bahayanya?
    1. iritasi kulit dan cedera mata akibat kontak langsung
    2. Penggunaan klorin cair dapat menyebabkan cedera mata jika tercebur ke mata.
    3. Ozon dan sinar ultraviolet juga digunakan untuk mencapai desinfeksi limbah

    silahkan baca informasi selanjutnya di --> http://www.ilo.org/iloenc/part-xvii/public-and-government-services/item/831-hazards-in-sewage-waste-treatment-plants

    semoga bermanfaat ..

    BalasHapus
  2. permasalahan pada artikel ini memang selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama pada limbah rumah tangga maupun limbah pabrik yang sering sekali memacu pada dampak-dampak lainnya, disini saya ingin memberikan info bahwa kit aperlu berhati pada limbah terutama saluran limbah pabrik yang dibuang ke laut, mengapa ? karena sebuah riset di Darwin menunjukkan bahwa saluran limbah yang di buang ke laut itu dapat memicu tsunami E.coli di beberapa pantai di Darwin..
    untuk berita lebih lengkapnya dapat dibaca disini yaa http://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/14/10/04/ncvib3-saluran-limbah-ke-laut-picu-tsunami-ecoli-di-sejumlah-pantai-di-darwin

    terimakasih farrisa :)

    BalasHapus
  3. Luar biasa, Farisa.. sudah sangat lengkap sekali penjelasannya.. ingin menambahkan sedikit, bahwa saluran pembuangan air di daerah perkotaan biasanya sering sekali mengalami penyumbatan sehingga airnya bisa naik ke permukaan jalan. padahal kita tau, bahwa air dari saluran pembuangan itu mengandung banyak sekali bakteri sehingga membuat daerah pemukiman tersebut menjadi tidak sehat.. http://id.wikipedia.org/wiki/Air_limbah
    Suxes slaloe Farissa... ;-D

    BalasHapus
  4. Artikel di atas berisi penjelasan yang lengkap. Dari penjelasan di atas saya tertarik pada kelompok bakteri belerang, antara lain Chromatium dan Thiobacillus yang mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Dari sumber yang saya baca, ternyata Thiobacillus juga memiliki peran dalam proses pembuatan bio gas. Thiobacillus berperan menguraikan nitrit dan menghasilkan Nitrogen atau disebut denitrifikasi. Sumber:
    http://www.smallcrab.com/kesehatan/1013-peranan-bakteri-dalam-kehidupan

    BalasHapus
  5. artikel yang dipaparkan farissa sungguh menarik, menambah wawasan tentang bermacam-macam mikroba yang terdapat pada saluran pembuangan air. :)
    saya setuju dengan pendapat liya diatas bahwa adanya mikroba pengurai atau mikroba yang berfungsi sebagai bioindikator seperti Escherichia colli.hal ini sesuai dengan literatur yang saya baca di link berikut : http://www.biotek.lipi.go.id/images/stories/biotrends/vol4no1/EcoliR.Melliawati1014.pdf
    terimakasih :)

    BalasHapus
  6. Artikel ini cukup menambah informasi bagi saya, dan saya setuju dengan pendapat saudari Farrisa bahwa Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga di dalam air, dapat menimbimbulkan kerugian yang menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran pada saluran, karena kelompok bakteri besi dan belerang dapat membentuk serat atau lendir pada saluran. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, menjadi bau, berubah warna, dan sebagainya. Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_XI_MIKRO_LINGKUNGAN.pdf

    BalasHapus
  7. artikelnya bagus sekali Farrisa saya juga setuju dengan isinya mungkin akan lebih menarik jika ada gambar. terima kasih :D

    BalasHapus
  8. terimakasih informasinya tentang mikroba dan saluran pembuangan air. pada dasarnya memang saluran pembuangan air banyak sumbernya, entah dari mana saja. air bekas mencuci, mandi, masak, dan air kakus akan masuk ke saluran pembuangan. saluran tersebut biasanya terbuka dan air yang mengalir sangat kotor dari limbah cair maupun sampah (kali atau sungai biasanya menumpuk banyak sampah). jika dibiarkan tempat tersebut akan menjadi sumber berbagai jenis penyakit dari mikroorganisme yang hidup didalamnya. untuk selengkapnya bisa dibaca di =
    http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_4_SANITASI_LINGKUNGAN.pdf
    trim's

    BalasHapus
  9. Terima kasih Farrisa telah memberikan informasi tentang mikroba di saluran air. Artikel ini sangat menambah wawasan saya dan komentar-komentar sebelumnya juga sangat melengkapi informasi dalam artikel ini :) Izin menambakan sedikit mengenai limbah yang tergolong limbah B3. Apa itu limbah B3?

    Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah jenis B3 sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

    Untuk informasi lebih jelasnya dapat diakses dalam sumber yang telah saya baca disini https://www.academia.edu/9633557/SALVA semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  10. Artikelnya sangat bagus Farrisa, dalam artikel ini Farrisa sudah sangat jelas sekali menjabarkan entang bakteri-bakteri penyebab korosi dan sebagainya dan hubungannya dengan saluran pembuangan air.
    Menambahkan saja dari artikel yang sudah diulas Farrisa, menurut artikel Farrisa bakteri-bakteri penyebab korosi seperti Thiobacillus dan Ferrobacillus sangat berdampak negatif apabila bakteri-bakteri iini sudah terkandung dalam air, saya menyarankan air suling untuk mencegah kita terkontaminasi bakteri tersebut pada saat kita menggunakan air yang ternyata mengadung bakteri tersebut.
    Bagaimana pemanfaatannya air suling dan pengaruhnya sebagai pengontrol bakteri, dapat anda cek dalam link di bawah ini
    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39438/4/Chapter%20II.pdf
    Terimakasih Farrisa, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  11. Artikelnya sangat bagus dan informatif farisa:) . saya setuju dengan farissa, banyak sekali mikroba pada saluran air, bgaimana mau tidak banyak semua limbah bqik limbah rumahan, pabrik, perusahaan menjadi satu. Tapi saya hanya ingin menambahkan sedikit tentang bakteri lepthotix yang telah dijelaskan farissa, saya baca dihttp://www.academia.edu/8857590/MODUL_PEMBELAJARAN_METODE_IDENTIFIKASI_KLASIFIKASI_MIKROBA_PROKARIOT_DAN_VIRUS bakteri ini termasuk kedalam bakteri berselosong. Bercirikan sel-sel berbentuk batang yang dikelilingi selongsong. Bahan yang menjadi selongsong berbeda-beda di setiap spesies. Bakteri ini terdapat dalam air, limbah, dan air buangan industri. Disana juga terdapat gambar bakteri lepthotix. Trimakasih farisaa:)

    BalasHapus
  12. Artikel yang dibuat sangat informatif dan menambah wawasan kita mengenai bakteri yang terdapat pada saluran pembuangan air sangat penting bagi alat pembuangan yang berasal dari rumah, pabrik maupun tempat lainnya. Bakteri yang terdapat pada saluran pembuangan air sangat banyak diantaranya bakteri kelompok besi, kelompok belerang dan kelompok mikroalga. Dampak-dampak dari saluran pembuangan air seperti dapat merusak lingkungan dengan mencemarinya dan dapat menimbulkan penyakit bagi tubuh, dapat dibaca matoa.org/dampak-limbah-terhadap-air-dan-lingkungan-sekitar, semoga bisa menjadi pelengkap bagi artikel Anda.

    BalasHapus
  13. Saya tertarik dengan mikroba dan saluran pembuangan air, artikel ini telah memaparkan dengan baik, dimana kita mengetahui mikroba-mikroba yang ada pada saluran pembuangan air. Disamping itu kita harus lihat pula bahwa saluran pembuangan air ini sering terjadi pencemaran, salah satu pencemarannya disebabkan adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya buih-buih sabun pada permukaan air. Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan akan mengganggu karena alasan berikut :
    a. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat menggangg kehidupan organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11.
    b. Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan
    c. Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak digunakan bahan sabun/deterjen yang dapat didegradsi oleh mikroorganisme.

    Adapun info lebih lengkap dapat dibaca pada: http://repository.binus.ac.id/content/D0044/D004474946.doc.

    Terima Kasih ^^

    BalasHapus
  14. artikelnya cukup menarik dan sangat bagus, memang saluran air pada umumnya sangat terbukan dan banyak air-air kotor yang melaluinya, jika dibiarkan tempat tersebut akan menjadi sumber berbagai jenis penyakit dari mikroorganisme yang hidup didalamnya. untuk selengkapnya bisa dibaca di =
    http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_4_SANITASI_LINGKUNGAN.pdf

    terimakasih, semoga bermanfaat :-)

    BalasHapus
  15. Artikel farisah sudah baik dan menarik :D

    Izin menambahkan dari sumber http://www.cpuik.com/2013/04/nutrisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html kelompok bakteri yang disebutkan farisah termasuk ke Bakteri autotrof dapat menggunakan karbon anorganik atau karbon dioksida bebas (CO2) sebagai sumber karbon. Bakteri jenis ini dapat membuat senyawa organik dari zat-zat anorganik, jadi dapat menyusun makanan sendiri. Bakteri autotrof dibedakan menjadi bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.

    Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh bakteri

    Kemoautotrof adalah senyawa nitrogen, belerang, dan besi, atau dari oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen.
    Contohnya adalah bakteri besi, bakteri belerang, dan bakteri nitrogen.

    Terima Kasih :D

    BalasHapus
  16. artikel farisa bagus sangat informatif sekali, memang pada saluran pembuangan air limbah, saluran pembuangan air pada rumah tangga, hotel dan lain sebagainya pasti banyak sekali mikroba-mikroba yang berbahaya itu. kita sudah tahu begini, harus tetap menjaga kebersihan dilingkungan, seenggaknya membantu menguranginya. terimakasih farissa atas informasinya^^

    BalasHapus
  17. artikel yang menarik yah icaa.. by the way aku suka tampilan blognya hehehe *unyu sekali*
    sekedar untuk menambahkan info yah ca, jadi yang bisa saya ambil dari artikel yang ica buat ini, menyadarkan tentang pencemaran air ,
    Sebab terjadinya pencemaran air:
    1. Penyebab alami
    yang pada dasarnya tidak dapat dihindari oleh makhluk di bumi. Yakni meningkatnya kadar nutrien atau kandungan zat organik hasil pencernaan makhluk dan hasil metabolisme, hal ini yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya eutrofikasi, proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lama bahkan ribuan tahun.

    2. Sampah organik
    dapat menjadi penyebab terjadinya pencemaran di air, sampah organik yang menumpuk diselokan-selokan akan menimbulkan cairan berbau yang lebih dikenal sebagai air comberan, yang berdampak buruk bagi kehidupan.

    3. Limbah pabrik yang tidak disaring.
    limbah menjadi hal yang sangat menakutkan jika menyebar ke hulu air dan digunakan oleh manusia. Pencemaran Air oleh limbah sangat berbahaya karena mengandung banyak unsur kimia yang bukan hanya merusak organ dalam juga akan merusak bagian luar.

    4. Penggunaan bahan peledak.
    Di daerah sungai, danau atau lautpun pencemaran air dapat terjadi oleh karena sebab manusia yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Unsur kandungan kimia di bahan peledak itu yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

    Berdasar Jenis Bahannya pencemar air dibedakan menjadi:
    a. Bahan pencemar fisik
    Bahan pencemar fisik diantaranya adalah sampah, lumpur, pasir, dan sebagainya.

    b. Bahan pencemar kimia
    Bahan pencemar kimia antara lain zat-zat organik bisa berupa lemak, minyak, detergen, sabun, zat warna, karbohidrat, protein maupun zat-zat anorganik (unsur bebas, logam berat, asam, basa, dan garam) dan zat radioaktif.

    c. Bahan pencemar biologis
    Bahan pencemar biologis dapat dibagi menjadi dua yaitu mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang pertumbuhannya tidak terkendali (bloming ) karena eutrofikasi. Mikroorganisme patogen terutama berasal dari tinja manusia. Ada 4 kelompok mokroorganisme yang terkandung dalam tinja yaitu virus, bakteri, protozoa, dan cacing. Mikroorganisme yang pertumbuhannya tidak terkendali antara lain adalah fitoplankton, ganggang ,dan eceng gondok.

    Pencemaran air dapat diamati dengan cara sebagai berikut

    1. Pengamatan secara fisis

    Pengamatan pencemaran air secara fisis dapat dilihat dari tingkat kejernihan air atau keruh tidaknya air, perubahan suhu, dan apakah ada perubahan warna, bau dan rasa. Jika terdapat perubahan-perubahan tersebut seperti air menjadi berwarna hitam, bau gas, dll berarti air lingkungan sudah tercemari

    2. Pengamatan secara kimiawi
    Pengamatan air secara kimiawi dilakukan dengan mengamati zat pencemar yang terlarut di dalam air kemudian melihat apakah terdapat perubahan pH.

    3. Pengamatan secara biologis
    Pengamatan secara biologis dengan mengamati keberadaan mikroorganisme dalam air seperti ada tidaknya bakteri patogen (contohnya E. coli dan Salmonella). Air yang tercemar dan mengandung bakteri patogen dapat membahayakan kesehatan manusia

    Air lingkungan yang tercemar memiliki beberapa indikator yang secara umum diketahui dengan memeriksa pH atau konsentrasi ion hidrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD). pH air normal yang memenuhi syarat kehidupan dan kesehatan berkisar 6,5-7,5 yang artinya air tidak bersifat asam maupun basa. Sumber pencemar air seperti limbah pabrik akan merubah pH air dan pada akhirnya akan mengganggu kestabilan ekosistem biota aquatik. Ukuran pH 7 -8,5 sesuai dangan kehidupan biota aquatik dan akan sangat sensitif karena nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan. Proses nitrifikasi tidak akan terjadi pada pH yang rendah.(bersambung)

    BalasHapus
  18. (lanjutan)Pencemaran Air dapat menyebabkan hal yang sangat buruk bagi kehidupan yang diantaranya adalah:
    1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O¬2) yang dapat menyebabkan kematian.
    2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi)
    3. Tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi
    4. Sebagai penyebab banjir. Jika musim hujan tiba, maka diberita anda akan disajikan materi banjir. Banjir terjadi karena penumpukan sampah yang menyumbat dan mendangkalkan selokan-selokan, sungai serta danau.
    5. Sumber air bersih menghilang, Air yang bersih sangat dibutuhkan makhluk hidup, namun jika pencemaran di air sudah terjadi air bersih lambat laun akan menghilang sehingga seluruh makhluk bumi ini terancam punah.
    6. Sumber Penyakit. Ingat bahwa air yang sudah tercemar oleh sampah organik dan anorganik dapat menyebabkan terjadinya banyak penyakit.
    7. Pencemaran air sangat merusak ekosistem, tidak heran telah banyak tumbuhan dan hewan yang punah karena ekosistem rusak.
    8. Kerugian bagi pencari ikan yang disekitar sungai, muara, danau dan laut yang telah digunakan sebagai tempat penangkapan ikan menggunakan bom. Zat kimia sulit untuk hilang sehingga ikan enggan datang ketempat itu lagi dan menjadi sulit untuk menangkap dan mencarinya.
    9. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
    10. Akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama predator
    11. Kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung

    BalasHapus
  19. (lanjutan)
    Cara Mengatasi Pencemaran Air yang Efektif
    • Mempertahankan sumber-sumber air bersih yang belum tercemar.
    Sumber air yang masih bersih hendaknya tetap dipertahankan kebersihannya. Jangan sampai ikut tercemar, karena jika sudah tercemar akan sulit membersihkannya.

    • Menanam tanaman-tanaman berkayu tebal.
    Tanaman-tanaman yang berkayu tebal adalah tanaman yang dapat menyerap air dengan baik. Dengan begitu, persediaan air tanah mencukupi dan sumber air bersih dapat terjaga.

    • Tidak membuang sampah ke sungai.
    Jika sampah yang dibuang dari satu rumah tangga masuk ke sungai saja sudah mengotori sungai. Bagaimana halnya jika setiap rumah tangga yang ada di Indonesia membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai. Sungai menjadi sangat kotor dan tercemar. Pendangkalan sungai pun terjadi yang akhirnya dapat menyebabkan banjir. Banjir mengalirkan air tercemar ke kawasan pemukiman yang dapat menyebabkan wabah penyakit, seperti diare, penyakit kulit, dan lain sebagainya.

    • Mendaur ulang semua sampah yang bsa didaur ulang.
    Sampah yang bisa didaur ulang usahakan untuk didaur ulang. Tidak membuangnya ke sungai atau got. Hal ini dilakukan agar perairan di sekitar masyarakat tidak tercemar. Jika tercemar, biasanya menimbulkan bau tidak sedap. Hal ini sangat menganggu masyarakat dalam menjalankan aktivitas mereka.

    • Penyuluhan pembuangan limbah industri.
    Industri-industri yang mengeluarkan limbah cair hendaknya diberi penyuluhan agar mereka melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai. Ini perlu pengawasan ketat dari pemerintah karena sampai saat ini, masih banyak Industri-industri yang membuang limbah cairnya begitu saja ke sungai. Mereka tidak menghiraukan dampak yang akan timbul pada masyarakat yang hidup di area tersebut.

    • Penyuluhan bagi pengguna transportasi laut.
    Bagi masyarakat pengguna transportasi lautan hendaknya diberikan penyuluhan agar memastikan kendaraan mereka tidak bocor agar tidak mencemari air laut.

    • Peraturan yang tegas kepada para pengusaha minyak.
    Peraturan tersebut dibuat agar tidak membuat kilang minyak dekat pemukiman penduduk. Kilang-kilang minyak hendaklah didirikan sejauh mungkin dari kawasan pemukiman, agar tidak membahayakan masyarakat sekitar. Jika terjadi kebocoran minyak yang mencemari laut, maka binatang-binatang laut akan terganggu ekosistemnya.

    • Pemerintah hendaknya membuat peraturan yang tegas untuk pembuangan limbah beracun.
    Dengan peraturan yang ketat, maka para pengusaha akan berpikir berulang kali untuk membuang limbah cairnya begitu saja. Pengolahan limbah yang mahal sudah menjadi risiko mereka sebagai pengusaha.
    (sumber : http://www.geraiberas.com/sebab-dan-akibat-pencemaran-air-serta-cara-mengatasinya.html)

    BalasHapus
  20. Bagus sekali, saya hanya ingin menambahkan cara untuk mengurangi bakteri pada saluran pembuangan air yaitu dengan Wastebact, wastebact merupakan kumpulan microba / bakteri yang dipersiapkan secara baik untuk mengurai limbah, timbulnya bau tak sedap, nilai COD dan BOD, TSS serta parameter lain makin rendah, sehingga limbah menjadi lebih baik, tidak menjadi polutan namun menjadi produk yang kian ramah lingkungan. sumber: https://wastebact.wordpress.com/tag/saluran-pembuangan-air-limbah/. Terima kasih

    BalasHapus
  21. Artikel yang saudari Farrisa sampaikan sangatlah informatif dan menarik, seperti yang kita ketahui salurang pembuangan air merupakan salah satu tempat yang kotor dan kaya akan mikroba, karena hasil campuran dari air yang bekas kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari. lebih lengkap lagi jika ditambahkan klasifikasi mikrobanya itu sendiri seperti pada web http://www.scribd.com/doc/57354021/Klasifikasi-Bakteri#scribd
    Good Job Farrisa! :D

    BalasHapus
  22. Artikel yang di buat saudari farisa sangat menarik dan informatif, saya hanya ingin menambahkan banyak berbagai penyakit yang di akibatkan oleh pembuangan limbah pabrik, linda pabrik menagung zat kimia yang berbahaya namnun juga di dalamnya terdapat bakteri yang sangat berbahaya bagi lingkungan apa lagi yang dekat dengan penduduk. penyakit tersebut dapat di lihat di sini ya https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/01/3184/. semoga bermanfaat . Terimaksih

    BalasHapus
  23. artikelnya sangat menarik, setuju dengan farisa terdapat sejumlah kehidupan pada air yang jernih yakni kelompok bakteri besi, Kelompok bakteri belerang, Kelompok mikroalga. Selain itu di bidang mikrobiologi air, kehadiran mikroorganisme tertetu khususnya bakteri dan mikroalga, dapat digunakan sebagai mikroorganisme parameter atau indikator-alami terhadap kehadiran pencemar organik (sumber : https://www.scribd.com/doc/183502456/BAB-XI-MIKRO-LINGKUNGAN-pdf) Terima kasih farisa

    BalasHapus
  24. tampilan blog ichaaa awesome yaaa :) . artikel ichaa bagus :) saya menanggapi bahwa di tempat pembuangan air pasti banyak sekali bakteri, karena tidak hanya satu sumber jenis pembuangan yang ada di sana, kemungkinan tercampur dengan jenis pembuangan-pembuangan air yang beraneka ragam, oleh karena itu, bakteri yang adapun bervariatif. saya menambahkan untuk menanggulangi masalah pembuangan limbah minyak bumi, ada secara kimia, fisika dan biologi. namun, disebutkan di http://repository.unand.ac.id/3141/1/Jurnal_Shinta_Silvia_2.doc bahwa cara biologi lah yang paling alternatif, karena menggunakan biodegradasi hidrokarbon, isolat bakteri minyak bumi dapat membantu degradasi limbah minyak bumi yang sangat berbahaya bagi lingkungan. terima kasih :)

    BalasHapus
  25. pemaparan artikel ini cukup rinci, dimana ada berbagai macam bakteri yang dijelaskan hal ini mungkin kaena air yang mengalir di saluran pembuangan air bermacam-macam asalnya seperti air bekas cucian baju, cuci piring, dan lain lain. sehingga jenis bakterinya pun beraga. terima kasih untuk informasinya, sangat bermanfaat sekali untuk penambahan wawasan saya :D

    BalasHapus
  26. Trimakasih farrisa artikelnya sangat lengkap memberi wawasan dan informasi baru. Membuat saya lebih berhati-hati karena bakteri yang dari saluran pembuangan air berasal dari berbagai jenis air bekas mandi, bekas mencuci piring,baju,sayuran, dan lainnya :)

    BalasHapus
  27. yapph, terima kasih juga buat teman-teman yang sudah berpartisipasi untuk menambahkan informasi pada artikel ini, semoga artikel ini bermanfaat dan semakin baik dengan masukan yang teman-teman berikan. :)

    BalasHapus
  28. artikel yang baguss, sudah komplt apalagi ditambahkan referensi oleh teman-teman.

    BalasHapus
  29. ini tambahannya yah https://www.academia.edu/7898663/Pengolahan_Limbah. makasi

    BalasHapus